Menekan Risiko Negatif Anak Suka Memasukkan Benda ke Mulut
loading...
Buat para Bunda yang memiliki anak usia 1, 2, atau 3 tahun pasti mengalami kekhawatiran yang satu ini. Ya, buah hati suka memasukkan benda apa saja ke mulutnya.
Bahkan tak cuma jari. Hampir semua benda yang ada di lingkungan sekitarnya, dimasukkan ke dalam mulut.
Itu wajar Bunda. Soalnya di rentang usia tersebut. Buah hati Bunda tengah memasuki fase oral.
"Anak usia 2 tahun memang sedang memasuki fase oral, yaitu fase ketika ia mulai memasukkan semua benda ke dalam mulutnya. Tak perlu melarangnya, Ma. Sebenarnya, ini merupakan cara bagi si kecil untuk bereksplorasi." Demikian ungkap dr. Bernei Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari IDAI Jaya, yang dikutip dari parenting.co.id [1] pada 15 Meret 2017.
Bahkan, fase tersebut sangat penting untuk tumbuh kembang anak menjadi pribadi yang baik dan normal.
Dikutip dari kompas.com [2], menurut hasil penelitian psikoseksual-psikoanalisa, jika seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi, maka kelak saat dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang.
Tak cuma itu, ditambahkan, fase oral pada masa bayi yang tidak terpenuhi berpotensi menjadikan kepribadian yang suka berbicara ketus, mudah memaki dan berlaku kasar, alkoholisme, menggigit kuku hingga berkepribadian menuntut di masa dewasanya kelak.
Bunda tentu tak mau kan buah hati Bunda dewasanya kelak memiliki kepribadian yang buruk?
Lalu, bagaimana menekan risiko negatif anak yang suka memasukkan benda ke mulut? Pasalnya, risiko tertelan dan terjangkit penyakit akibat kuman dan bakteri yang mungkin berada pada benda tersebut begitu tinggi.
Jangan khawatir Bunda. Begini solusinya:
1. Jauhkan benda berukuran kecil dari buah hati
Guna menekan risiko benda tertelan, Bunda harus menjauhkan semua benda berukuran kecil. Seperti, kelereng, kerikul, bola bekel, kancing, permen, dan semacamnya.
2. Selektif memilih mainan
Bunda harus selektif memilih mainan untuk anak. Terutama soal ukurannya. Pilih mainan yang tidak memungkinkan anak untuk bisa menelannya. Selain itu, jangan pernah memberikan mainan atau benda berujung runcing dan bertepi bertepi siku karena akan melukai mulut anak.
3. Protektif soal kebersihan
Memiliki anak yang masih berusia balita alias di bawah lima tahu, Bunda harus selalu protektif soal kebersihan. Khususnya, kebersihan mainan buah hati. Sebab, bila sampai masuk ke dalam mulut, mainan yang tak terjaga kebersihannya sangat berisiko menghantarkan kuman dan bakteri penyebab berbagai macam penyakit.
Nah, paling tidak ketiga hal itu yang bisa Bunda terapkan untuk menekan risiko negatif anak yang suka memasukkan benda ke dalam mulut. Dan, ingat juga dampak positifnya. Jadi, jangan selalu melarang anak ketika ia memasukkan benda ke dalam mulutnya. (Area Halal - Yudha Putra Kusuma)
Sumber:
[1] http://www.parenting.co.id/balita/cara-siasati-anak-suka-masukkan-benda-ke-mulut
[2] https://www.google.com/amp/nasional.kompas.com/amp/read/2012/05/28/14484611/Gagal.Fase.Oral.Saat
Bahkan tak cuma jari. Hampir semua benda yang ada di lingkungan sekitarnya, dimasukkan ke dalam mulut.
Itu wajar Bunda. Soalnya di rentang usia tersebut. Buah hati Bunda tengah memasuki fase oral.
"Anak usia 2 tahun memang sedang memasuki fase oral, yaitu fase ketika ia mulai memasukkan semua benda ke dalam mulutnya. Tak perlu melarangnya, Ma. Sebenarnya, ini merupakan cara bagi si kecil untuk bereksplorasi." Demikian ungkap dr. Bernei Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari IDAI Jaya, yang dikutip dari parenting.co.id [1] pada 15 Meret 2017.
Bahkan, fase tersebut sangat penting untuk tumbuh kembang anak menjadi pribadi yang baik dan normal.
Dikutip dari kompas.com [2], menurut hasil penelitian psikoseksual-psikoanalisa, jika seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi, maka kelak saat dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang.
Tak cuma itu, ditambahkan, fase oral pada masa bayi yang tidak terpenuhi berpotensi menjadikan kepribadian yang suka berbicara ketus, mudah memaki dan berlaku kasar, alkoholisme, menggigit kuku hingga berkepribadian menuntut di masa dewasanya kelak.
Bunda tentu tak mau kan buah hati Bunda dewasanya kelak memiliki kepribadian yang buruk?
Lalu, bagaimana menekan risiko negatif anak yang suka memasukkan benda ke mulut? Pasalnya, risiko tertelan dan terjangkit penyakit akibat kuman dan bakteri yang mungkin berada pada benda tersebut begitu tinggi.
Jangan khawatir Bunda. Begini solusinya:
1. Jauhkan benda berukuran kecil dari buah hati
Guna menekan risiko benda tertelan, Bunda harus menjauhkan semua benda berukuran kecil. Seperti, kelereng, kerikul, bola bekel, kancing, permen, dan semacamnya.
2. Selektif memilih mainan
Bunda harus selektif memilih mainan untuk anak. Terutama soal ukurannya. Pilih mainan yang tidak memungkinkan anak untuk bisa menelannya. Selain itu, jangan pernah memberikan mainan atau benda berujung runcing dan bertepi bertepi siku karena akan melukai mulut anak.
3. Protektif soal kebersihan
Memiliki anak yang masih berusia balita alias di bawah lima tahu, Bunda harus selalu protektif soal kebersihan. Khususnya, kebersihan mainan buah hati. Sebab, bila sampai masuk ke dalam mulut, mainan yang tak terjaga kebersihannya sangat berisiko menghantarkan kuman dan bakteri penyebab berbagai macam penyakit.
Nah, paling tidak ketiga hal itu yang bisa Bunda terapkan untuk menekan risiko negatif anak yang suka memasukkan benda ke dalam mulut. Dan, ingat juga dampak positifnya. Jadi, jangan selalu melarang anak ketika ia memasukkan benda ke dalam mulutnya. (Area Halal - Yudha Putra Kusuma)
Sumber:
[1] http://www.parenting.co.id/balita/cara-siasati-anak-suka-masukkan-benda-ke-mulut
[2] https://www.google.com/amp/nasional.kompas.com/amp/read/2012/05/28/14484611/Gagal.Fase.Oral.Saat
loading...